Herucoroko Sangkan Paran

Ungkapan yang sangat umum menggambarkan pandangan hidup orang Jawa adalah " SANGKAN PARANING DUMADI " (dari mana dan mau ke mana kita). Bagi orang Jawa hidup di dunia ini harus memahami dari mana ' asal , akan ke mana 'tujuan' dan 'akhir' perjalanan hidupnya dengan benar kassampuraning dumadi (kesempurnaan tujuan hakikat) dianggap " WIKAN SANGKAN ING PARAN ". Masyarakat Jawa mengartikan kata 'Jawa' bermakna 'mengerti' atau paham. Oleh karena itu, di dalam keseharian sering terdengar masyarakat Jawa melontarkan ungkapan seperti: 'durung jawa' (belum paham), 'wis jawa' (sudah paham), atau 'wis ora jawa' (berubah sombong atau atau buruk karena menjadi kaya -OKB- menjadi punya jabatan, menjadi punya pangkat, dll).

17 November 2007

KU BERSIMPUH BERMUNAJAD SEORANG DIRI


Duh…Gusti Kang Hakaryo Jagad…

Perlihatkanlah padaku dalam Engkau membolak-balikkan hatiku dan saksikanlah padaku dalam Engkau mencurahkan asuhan, dan wujudkanlah daku dengan-MU dikala Engkau memperlihatkan, sehingga jangan menjadi atasku selain-MU itu berupa
“ Ketuhanan Hukum, Kependetaan Ilmu dan bahkan Makna Nama “ sekalipun.

Duh…Gusti Kang Hakaryo Jagad…
Engkau Maha Mengetahui terhadap diriku, untuk apa daku Engkau ciptakan…??
Engkau Maha Mengetahui tentang panggilan-panggilan diriku, untuk apa Engkau jadikan daku…?
Engkaulah Ya…Maulaya nan Maha Kaya dan tidak memerlukan daku, bagaimana engkau memperlakukan daku sedangkan Engkaulah Tuhanku.
Engkau Maha Penyayang dari segala penyayang, bagaimana Engkau membolak-balikkan daku…?.

Duh…Gusti Kang Hakaryo Jagad…

Gusarkalah daku dari segala sesuatu yang membuatku jinak terhadap kenikmatan-kenikmatan-MU, tunjukilah daku dalam semua kenikmatan-MU wajah-wajah para pengenal-pengenal-MU.
Pimpinlah daku dalam MAKRIFAT-MU dengan Ilmu-ilmu ketuhanan-MU, dan perlihatkanlah padaku “ Nur Cahaya-MU “ dengan bimbingan petunjuk-MU.

Duh…Gusti Kang Hakaryo Jagad…

Telah berkuasa dan Mulia sifat-sifat-MU atas huruf, abjad, kata, kalimat dan lafadz para pengucap, dan telah meninggi “ Dzikir-dzikir “ Taqdis-MU atas pikiran-pikiran para pendiam, maka tiadalah makhluk-makhluk yang dapat mentasbihkan-MU melainkan tasbih-MU jua yang lebih besar.
Tiadalah terjangkau “ HAYAL “ untuk memuja dan memuji-Mu melainka pujian-MU jua yang lebih Agung.

Duh…Gusti Kang Hakaryo Jagad…

Telah surut dan luruh kembali segala makrifat-makrifat dihadapan Makrifat-MU dengan keheran-heranan, dan kembalilah segala penglihatan-penglihatan hati dihadapan keindahan dan ke Agungan-MU dengan keletihan dan kepayahan.

Duh…Gusti Kang Hakaryo Jagad…

Aku berlindung dengan-MU daripada mengetahui suatu Ilmu melainkan demi pada-MU, menginginkan suatu Ilmu kecuali demi untuk-MU, melakukan suatu amal melainkan demimuntuk wajah-MU dan menuju suatu jurusan kecuali demi dalam KETAATAN pada-MU.

Duh…Gusti Kang Hakaryo Jagad…

Sungguh aku berlindung dengan-MU daripada berusaha, kecuali dalam mengharap keridhaan-MU.
Sungguh aku berlindung dengan-MU dikala aku membolak-balikkan hati diatas kesadaran gundah gulanaku, kecuali dengan rasa penuh cintaku pada-MU.
Sungguh aku berlindung dengan-MU dikala nanar mataku menatap nyata yang ada, kecuali untuk melihat Ayat-ayat-MU.
Sungguh aku berlindung dengan-MU daripada mengarahkan telingaku, melainkan hanya untuk menyimak segala Peringatan-MU.

Duh…Gusti Kang Hakaryo Jagad…

Sungguh aku berlindung dengan-MU daripada menggunakan pikiran, kecuali dalam meninggikan Asma, Sifat dan Af’al-MU.
Sungguh aku berlindung dengan-MU daripada melaksanakan suatu kemauan keras, kecuali
Di jalan lurus lorong-lorong-MU.
Sungguh aku berlindung dengan-MU ketika kuberbagi pada sesama, kecuali
Karena wujud syukurku dalam hak-MU.

Sungguh aku berlindung dengan-MU saat kupasrahkan kembali jiwaku, kecuali demi keinginan tuk manunggal dalam Zat-MU.

Duh…Gusti Kang Hakaryo Jagad…
Engkau Maha mengetahui akan ilmu ( SYARIAT ) dari segala sumber, tetapi SEJATINYA SYARIAT itu tidaklah dapat mengetahui-MU.
Engkau Maha mengetahui akan THAREKAT yang terjal dan berliku, tetapi SEJATINYA
THAREKAT itu tiadalah dapat menjangkau-MU.
Engkau Maha mengetahui akan HAKIKAT dari segala keberadaan dan kenyataan, tetapi SEJATINYA HAKIKAT itu takkan dapat pula menjumpai-MU.
Dan Engkau Maha mengenal akan MAKRIFAT, tetapi SEJATINYA MAKRIFAT itu tiadalah juga dapat mengenal-MU.

Duh…Gusti Kang Hakaryo Jagad…

Sesungguhnya Syariat, Tharekat, Hakikat dan Makrifat telah “ LEBUR dan LENYAP “ Fana dalam kehampaan, dan tiada lagi suatu apapun yang berdiri tegak disamping-MU, yang ADA hanyalah Wajah Yang Maha Suci dan tiada lagi yang KEKAL ABADI selain Wajahnya Yang Maha Mulia dalam balutan Sang Wujud Dzat-NYA.

Duh…Gusti Kang Hakaryo Jagad…

Engkau bukti dari seluruh segala pembuktian-pembuktian-MU, dan Engkaulah penerang atas segala penerang-penerang-MU serta seluruh Ayat-ayat-MU yang telah nyata nampak terhampar dan bertebaran di muka bumi ini sebagai “ TANDA-TANDA “ semua kejadian.

Tidak ada komentar: