Herucoroko Sangkan Paran

Ungkapan yang sangat umum menggambarkan pandangan hidup orang Jawa adalah " SANGKAN PARANING DUMADI " (dari mana dan mau ke mana kita). Bagi orang Jawa hidup di dunia ini harus memahami dari mana ' asal , akan ke mana 'tujuan' dan 'akhir' perjalanan hidupnya dengan benar kassampuraning dumadi (kesempurnaan tujuan hakikat) dianggap " WIKAN SANGKAN ING PARAN ". Masyarakat Jawa mengartikan kata 'Jawa' bermakna 'mengerti' atau paham. Oleh karena itu, di dalam keseharian sering terdengar masyarakat Jawa melontarkan ungkapan seperti: 'durung jawa' (belum paham), 'wis jawa' (sudah paham), atau 'wis ora jawa' (berubah sombong atau atau buruk karena menjadi kaya -OKB- menjadi punya jabatan, menjadi punya pangkat, dll).

25 Desember 2007

RESPON YANG BERLEBIHAN

Oleh : Kariyan

Tulisan ini hanyalah sekedar mengungkapkan adanya BERBAGAI tanggapan berlebihan yang dipertontonkan Umat ISLAM berkaitan dengan pemutaran sebuah film ( sinetron ) " My Hope Billy Graham 15 Desember 2007 lalu.

Secara pribadi saya betul-betul " GELI " sampai terpingkal-pingkal melihat POLAH TINGKAH situs-situs ISLAM yang kelihatan " Moyak-mayik seperti Gabah di Interi " seakan Sinetron Billy Graham sebuah VIRUS MENYESATKAN bagi kalangan umat Islam. Jargon-jargon WASPADA sepertinya disikapi berlebihan oleh umat Islam dengan berbagai komentar yang menggiring umat kepada suatu bentuk sikao " ANTI PATI " pada para PELAKON sinetron tersebut hanya karena Billy Graham menggotong para pemainnya yang nota bene ber AGAMA dengan nama KRISTEN....

Berbagai bentuk informasi yang saya katakan merupakan bentuk-bentuk " PROVOKASI VERBAL " tengah diusung oleh entah siapa yang memulainya..embuh...saya nggak ngerti apa maksudnya, yang jelas " WORO-WORO " tersebut telah menggiring umat ISLAM yang " ABANGAN " menjadi sosok manusia-,manusia PEMBENCI, manusia PENYEKAT, manusia PARANOID, manusia SKEPTIS dalam bersosialisasi dengan masyarakat yang berbeda " BAJU " Agama dan Keyakinan. Kita-kita ini dalam hidup bermasyarakat, ternyata lebih senang BEREBUT KULIT tanpa ISI, lebih suka berebut TULANG tanpa DAGING...

Jika poro Sanak Kadang, sudah paham dengan pakem " BAGIMU AGAMAMU dan BAGIMU AGAMAKU " prinsip ini apakah sudah bener-bener KOKOH dah JEJEG, NGADEG sak PENGAWE ...??. Jika sudah menyebar dalam darah dan " Mbalung Sumsum " sebagai PERSEPSI diri kita, dalam JIWA kita, kenapa hal-hal sepele yang berupa tontonan lantas bisa menjadikan dan membuat kita-kita BAK KEBAKARAN JENGGOT...??. Sadar nggak seh...dengan sikap berlebihan akan KEKHAWATIRAN yang ditunjukkan Umat yang beragama dengan Nama ISLAM seperti kita-kita ini, sebagai efek dominonya malah menunjukkah EKSISTENSI dan JATI DIRI kita, kelompok kita, AGAMA kita... tak ubahnya seperti sebuah bangunan GUBUG REYOT yang mudah sekali " AMBRUG " kena tiupan angin PUTING BELIUNG. Semestinya ENJOY aja lageh....kenapa kita-kita semua pada MOYAK-MAYIK seperti mau ada GEMPA besar yang menhancurkan Umat Islam...??

Respon berlebihan yang kita tunjukkan dengan mengambil JARGON-JARGON " kata WASPADA " haruslah kita teliti sejauh mana kefalidannya , jangan-jangan entuh....sengaja dihembus-hembuskan oleh orang-orang untuk MEMBENTURKAN antar Umat ber AGAMA....bisa terjadi kan...??? Jika kita sama-sama masih YAKIN dan KEUKEUH.... kalau SHOLAT sebagai manivestasi dari TIANG AGAMA dengan adanya penyebaran Iklan yang seolah-olah sebagai peringatan sampai ke seluruh penjuru negeri yang ditunjukkan oleh Umat Islam, ternyata gak kita sadari bahwa hal itu menunjukkan kalau KEIMANAN kita sama sekali " TIDAK MENUNJUKKAN eksistensinya sebagai sosok bangunan TIANG AGAMA yang KOKOH dan KUAT ditempa oleh berbagai TANTANGAN ",
melainkan sebuah TIANG AGAMA yang KEROPOS dan siap-siap mau AMBRUG hanya karena tontonan sebuah sinetron....!!.

Heks..heks...Poro sanak Kadang,
Sudah saatnya bagi para dai Islam untuk mengetahui bahwa mereka tidak dituntut untuk mengislamkan orang-orang yang beragama selain Islam.
Mereka tidak berhak mengklaim bahwa selain orang Islam akan masuk neraka, karena kunci-kunci surga bukan di tangan mereka. Sikap seperti itu merupakan pelanggaran keras terhadap wewenang Allah. Yang dituntut dari para dai, setelah al-Quran mengatakan,
*"Wahai orang-orang yang beriman, diri kalian adalah tanggung jawab kalian. Orang yang tersesat tidak akan membahayakan kalian ketika kalian mendapat petunjuk,"* *(QS. Al-Maidah:105) *
adalah menjadi 'saksi atas manusia". Para dai hanya bertugas memperkenalkan Islam kepada mereka kemudian menyerahkan segalanya kepada mereka. Urusan konversi agama tidak hanya menyangkut iman dan teori. Ini juga menyangkut hubungan sosial dan konsekuensi-konsekuensi selanjutnya. Hidayah itu sesungguhnya hanya datang dari Allah, bukan dari seorang rasul, apalagi dari seorang yang baru hanya MENGHAFAL teks book Kitab Suci yang dijual dengan murahnya dari mimbar ke mimbar tempat Ibadah..!!.


.
Secara sederhana, umat beragama yang eksklusif berpendapat bahwa hanya pemeluk agamanya saja yang selamat dan masuk surga. Di luar lingkungan agama kita, semuanya masuk neraka...!!. Ini loh yang saya katakan bahwa Umat yang ber AGAMA dengan nama ISLAM sekarang ini tampil bak TUHAN-TUHAN tandingan..!! menjadi sosok manusia yang ke PD an dan GEMAGAH...!!. Ketika kita mengambil POSISI sebagai umat yang PALING BENAR, sebagai konsekwensi logisnya adalah kita-kita akan menganggap Umat yang ber AGAMA selain ISLAM adalah KAFIR, SESAT....dari mana kita TAHU....??.

Seorang ekslusivis merasa dirinya, kelompoknya, golongannya "menguasai gudang-gudang rahmat Tuhan" dan menahannya hanya untuk kelompoknya saja. Rahmat Tuhan itu meliputi langit dan bumi, tetapi kasih sayang kaum ekslusivis terbatas pada rumahnya sendiri. Mereka berkata: Yang masuk surga hanya orang Islam saja. Sebagian lagi menyatakan: itu pun tidak semua orang Islam. Umat Islam akan pecah menjadi 73 golongan. Semua masuk neraka, kecuali golonganku. Lebih lanjut, dalam golonganku, semuanya masuk neraka keuali mereka yang ikut kepada Ustaz si Fulan saja. Maka rahmat Allah yang meliputi langit dan bumi sekarang diselipkan di sudut surau yang sempit.
Bertentangan dengan kaum eksklusivis ( singularis ) adalah kaum pluralis ( unifersal ). Saya lebih berkeyakinan bahwa semua pemeluk agama mempunyai peluang yang sama untuk memperoleh keselamatan dan masuk AKHERATNYA TUHAN...!!. Semua agama benar berdasarkan kriteria masing-masing. Mereka percaya rahmat Allah itu luas. " Al-Khalqu 'iyâli ", firman Tuhan dalam hadis Qudsi. Semua makhluk itu keluarga besar Tuhan. Sayapun tidak habis mengerti mengapa ada manusia yang berani membatasi kasih sayang Tuhan. Dan, sayapun heran mengapa ada orang yang hanya karena hafal dengan teks book Kitab Suci, lantas dengan GEMAGAHNYA mengambil alih wewenang Tuhan...?.

Suatu Keberanian yang luar biasa dalam merampas selendang/wewenang Allah! Apatah mereka yang memegang kunci-kunci neraka? Apakah mereka yang menenggelamkan manusia ke dalam neraka? Atas dasar apa mereka membangun kesimpulan itu? Bagaimana kesadaran mereka atas rahmat Allah yang tidak terbatas yang akan membalas satu kebaikan dengan tujuh ratus lipat kebaikan? Kasih sayang seorang ibu hanyalah satu dari seratus kasih sayang-Nya. Dia tidak akan menenggelamkan
manusia ke dalam neraka, kecuali manusia-manusia pembangkang yang berbuat kerusakan dan kezaliman di muka bumi ini."

Kasih sayang Tuhan jauh lebih luas dari kasih sayang ibu kepada anak-anaknya. Tetapi apakah itu punya dasar dalam Al-Quran? Mungkin Poro Sanak Kadang pingin tahu DASAR sebagai rujukannya...??. Dalam tulisan ini, saya ingin menunjukkan sebagian dari dalil-dalil pluralisme ( UNIFERSALITAS ) dalam Al-Quran yakni Al Baqarah 62 dan Al MAidah 69. Jika ada yang menafsirkan berupa PERTENTANGAN, saya pribadi menganggap LUMRAH, Kenapa...??? Itulah yang saya katakan konsepnya kaum EKSKLUSIFME ( Singilarisme ) seperti diatas. Lebih jelasnya ini loh

Ada tiga cara untuk membantah ayat yang membenarkan pluralisme ini.
Pertama, mereka mengatakan bahwa ayat ini sudah dimansukh dengan Ali Imran 85 (Sudah dijawab Fadhlullah di atas).
Kedua, ayat ini hanya berlaku untuk orang Yahudi, Nashrani, dan Shabiin sebelum kedatangan Nabi saw. Jadi orang Islam pada zaman Islam, orang Nashrani, Yahudi, dan Shabiin pada zamannya masing-masing akan memperoleh pahala dari amal salehnya. Zaman ini zaman Islam. Karena itu, selain Islam, semua agama kehilangan validitasnya, sebagaimana kedatangan uang Republik menyebabkan uang Belanda tidak berlaku. Argumentasi berdasarkan analogi ini tidak punya dalil yang memperkuatnya dalam Al-Quran dan Sunnah. Sebuah ayat yang bermakna umum tidak boleh diartikan khusus kecuali dengan keterangan yang kuat.
Ketiga, mereka menafsirkan "beriman kepada Allah" sebagai beriman kepada ajaran Islam, karena Allah adalah konsep khusus untuk Islam. Allah adalah Tuhan bagi orang islam. Kristus Tuhan bagi umat Kristiani. Wisnu Tuhan bagi orang Hindu. Dan sebagainya. Erat kaitannya dengan argumentasi ini adalah keimanan kepada hari akhir dan amal saleh. Hari akhir yang harus diimani adalah hari akhir menurut penjelasan syariat Islam. Amal saleh juga adalah amal yang berdasarkan syariat Islam. Dengan penafsiran seperti ini, kita melihat perubahan drastis dari ayat pluralis menjadi ayat eksklusivis.
Secara terperinci ayat ini berarti "Sesungguhnya orang-orang Islam, orang Yahudi, Nashrani dan Shabiin yang kemudian masuk Islam (dengan beriman kepada Tuhan orang Islam, dan aqidah Islam serta beramal sesuai dengan syariat Islam) akan memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka".
Lepas dari reduksi yang menggelikan dari segi bahasa, kita akan membuktikan bahwa menurut Al-Quran Allah itu adalah Tuhan yang sama seperti yang diimani oleh Ahli Kitab bahkan orang musyrik. Simaklah ayat-ayat Al-Quran di bawah ini:

*Al-Quran 29:46*
*Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang yang zalim di antara mereka, dan katakanlah: "Kami telah beriman pada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhamu adalah satu. Dan kami hanya kepadanya berserah diri. *

*Al-Quran 29:61*
*Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah", maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan dari jalan yang benar. *

*Al-Quran 43:87*
*Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: "Siapakah yang menciptakan mereka, niscaya mereka menjawab: "Allah". Maka bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari menyembah Allah). *

Hmmm...hmmmm...Jika ada perbedaan dalam konsep, pemahaman akan MAKNA, yah...inilah adanya, tapi BUKAN BERARTI harus SALING MEMBENCI dan MENGKAFIRKAN sesama manusia yang telah mencoba menemukan Tuhan-Nya denga Agama atau Keyakinan yang telah dijalankan to....??
Heks...heks...faktanya poro Sanak Kadang,
kita yang sama-sama mengaku-ngaku ber AGAMA dengan nama ISLAM saja kenyataannya banyak berbeda dan gak seragam to...?? Memang harus begitu kok...Aneh saja kalu ada yang MEMAKSAKAN harus SERAGAM dalam berkeyakinan dan beriman....

Mohon maaf KITA MEMANG harus BERBEDA....!! dan JANGAN merasa PALING BENAR dan JANGAN saling MENGKAFIRKAN dan MENYESATKAN Orang/Agama lain....!! Tanya..kenapa...?? Weleh..weleh...ndak sadar toh...la wong kita-kita ini sama-sama TERSESATNYA kok...!!!

Tidak ada komentar: